Komposisi | Deksametason (mikronized) 0.5 mg. deksklorfeniramin maleat 2 mg |
Indikasi | Mengobati beberapa penyakit berikut, yaitu Demam yang berat, asma saluran pernafasan yang kronis dan berat, peradangan selaput lendir hidung karena alergi, peradangan kulit yang disebabkan oleh alergi terhadap makanan atau alergi teerhadap sentuhan, peradangan yang ditimbulkan oleh obat – obat tertentu, peradangan selaput ikat mata karena alergi, peradangan pada kornea, dan gangguan inflamasi pada mata |
Dosis | Dewasa dan anak lebih dari 12 tahun : 4 kali sehari 1-2 kapsul. Anak 6-12 tahun : 3-4 kali sehari ½ kapsul. Diminum sesudah makan dan sebelum tidur. bila kondisi membaik dosis harus dikurangi bertahap |
Efek Samping | Retensi garam dan cairan. susah buang air kecil. gangguan pencernaan. peningkatan nafsu makan. hambatan pertumbuhan.gangguan menstrulasi. pusing. penglihatan kabur. gangguan mental. osteonekrosis. mulut kering. pelemasan otot dan sindrom cushingoid. tukak lambung aktif. infeksi sistemik dan vertigo |
Informasi Keamanan | Berikut ini beberapa informasi keamanan Dextamine yang harus mendapatkan perhatian, antara lain:
1. Hati-hati penggunaan obat dapat menimbulkan rasa kantuk oleh karena itu sebaiknya tidak digunakan pada saat mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.
2. Hati-hati penggunaan obat pada penderita penyakit jantung, penyakit darah tinggi, penyakit kencing manis, penyakit gagal ginjal, penyakit glaukoma sudut sempit, dan hipertrofi prostat.
3. Hati-hati penggunaan Dextamine bersamaan penghambat Mono amin oksidase, karena dapat meningkatkan efek deksklorfeniramin sehingga berisiko menimbulkan efek samping yang berat.
4. Hati-hati penggunaan obat bersamaan dengan obat penenang, dan obat yang menimbulkan rasa kantuk lainnya, karena berisiko untuk menimbulkan depresi sistem saraf pusat.
5. Obat ini dapat melewati plasenta oleh karena itu tidak dianjurkan digunakan selama masa kehamilan.
6. Obat Dextafen dapat muncul di dalam ASI oleh karena itu tidak dianjurkan digunakan pada saat menyusui.
7. Apabila gejala penyakit telah membaik, obat sebaiknya tidak dihentikan mendadak, tetapi secara bertahap dikurangi dosisnya hingga obat tersebut dapat dihentikan. |