Mucosta 100 mg tab
Komposisi | Rebamipide |
Indikasi | Terapi kombinasi dengan penghambat pompa proton. antikolinergik atau antagonis H2 untuk tukak lambung |
Dosis | 3 x sehari 1 tablet |
Penyajian | sebelum/sesudah makan |
Cara Penyimpanan | Simpan di tempat sejuk dan kering. terhindar dari sinar matahari langsung |
Perhatian | hipersensitif |
Efek Samping | konstipasi. mual muntah. pendarahan. rasa terbakar |
Keterangan | Perlindungan mukosa. penyembuhan luka lambung. dan pengobatan gastritis. |
Barier epitel saluran cerna melimit lumen saluran cerna
dalam berkaitan dengan dunia luar serta dari area internal organisme. Fungsinya
buat memelihara pertukaran selektif dari beragam substansi (sekresi, nutrien,
dll) antara kedua area tersebut, dan memastikan proteksi pada penetrasi mikroorganisme
serta antigen eksogen lainnya, teruntukkan yang terkandung dalam makanan.
Terjadinya modifikasi terhadap guna barier saluran cerna terlihat dengan
pertumbuhan permeabilitas paraseluler dan/atau transeluler yang diciptakan
dalam beragam penyakit, layaknya inflammatory bowel disease, kanker kolon,
alergi makanan, refluks esofagitis, serta lesi terhadap lambung (erosi serta
ulkus) yang diinduksi oleh agen gastrotoksik
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) berkontribusi
dalam manajemen arthritis serta keadaan radang lainnya. pengaruh samping
saluran cerna atas, diantaranya dispepsia sampai komplikasi yang bisa mengancam
hidup layaknya perforasi, merupakan pengaruh samping primer yang berkaitan
dengan pemakaian NSAID. Agen gastroprotektif seringkali diresepkan bersama
pemakaian NSAID, pasal ulkus yang bisa didokumentasikan nyatanya mencapai 40%
dari pemakai NSAID kronik (walaupun diramalkan hampir 85% dari ulkus ini tak
tampak secara klinis). sebagian terapi yang dipakai dalam Perihal ini ialah misoprostol
serta PPI (omeprazole) yang dikata bisa membuat turun kehancuran mukosa saluran
cerna yang berkaitan dengan NSAID. Profilaksis dengan agen gastroprotektif
nyatanya juga bisa membuat turun komplikasi ullus yang berkaitan dengan
pemakaian jangka panjang dari NSAID
Misoprostol ialah analog prostaglandin sintetik (PG) E1 yang
sudah tunjukkan pengaruh gastroprotektif dengan menaikkan pertahanan mukosa
yang menurun serta menghalangi sekresi asam lambung. sementara Mucosta
(2-(4-chlorobenzoylamino)-3-[2-(1H)-quinolinon-4-yl]-propionic acid) merupakan
obat anti-ulkus sitoproteksi yang menaikkan mekanisme pertahanan dari mukosa
lambung dengan menaikkan mukus lambung serta stimulasi keluaran prostaglandin
endogen, serta sudah disiarkan membuat turun kehancuran mukosa lambung.
pemakaian proton pump inhibitors atau misoprostol sampai kini masih diketahui
sebagai metode buat mencegah terjadinya komplikasi saluran cerna dari pemakaian
NSAID. Namun, sesuatu penelitian ingin mengevaluasi kaya gimana efektivitas Mucosta
dibandingkan dengan misoprostol dalam mencegah komplikasi saluran cerna yang
berkaitan dengan pemakaian NSAID, terhadap pasien yang memerlukan pemakaian
NSAID jangka panjang
Pada penelitian ini terkandung 479 pasien yang memerlukan
terapi NSAID secara terus-menerus. Secara acak pasien dibagi menjadi kelompok
yang mendapat 100 mg Mucosta tiga kali sehari atau 200 μg misoprostol tiga kali
sehari sepanjang 12 minggu. produksi primer dari analisa ini ialah rerata
kejadian ulkus lambung, yang dinilai dengan endoskopi sehabis terapi sepanjang
12 minggu. Dari 479 pasien yang masuk ke dalam studi, 242 mendapat Mucosta
serta 237 mendapat misoprostol. lantas didapatkan 44 pasien (18,6%) menarik
diri dari kelompok misoprostol serta 25 pasien (10,3%) menarik diri dari
kelompok Mucosta
Hasilnya sehabis 12 minggu, rerata terjadinya ulkus lambung
setara terhadap kelompok Mucosta serta misoprostol (20,3% vs 21,9%, p=0,6497)
rujukan oleh analisa intention to treat (ITT), rerata kegagalan terapi juga setara
antara kelompok Mucosta serta kelompok misoprostol (13,6% vs 13, 1%, p=0,8580).
jumlah skor beratnya tanda saluran cerna secara lebih berarti lebih rendah
terhadap kelompok Mucosta dibandingkan kelompok misoprostol (p=0,0002).
hitungan penggunaan antasida (aluminum hydroxide gel sebagai rescue medication)
juga secara berarti lebih rendah terhadap kelompok Mucosta dibandingkan
kelompok misoprostol (p=0,0258). pengaruh samping yang paling kerap ialah
permasalahan saluran cerna, di mana 64 subjek (27,1%) terhadap kelompok
misoprostol serta 47 subjek (19,4%) terhadap kelompok Mucosta.
Namun,
perbedaannya tak berarti secara statistik. Mual secara berarti lebih banyak
terhadap kelompok misoprostol (15 subjek; 6,4%) dibandingkan keompok Mucosta (4
subjek; 1,7%) (p=0,0095). Dari penelitian ini terlihat jikalau Mucosta bisa
mencegah terjadinya ulkus lambung apabila dipakai dengan NSAID serta bisa
membuat turun tanda saluran cerna yang berkaitan dengan pemakaian NSAID.
Apabila terkandung posibilitas kepatuhan yang buruk atau pengaruh samping
potensial dari misoprostol terhadap pasien, Mucosta tampaknya bisa menjadi
alternatif yang efisien serta safe. (AYN)